PALU,- Jelang 4 hari pencoblosan pemilihan gubernur dan wakil gubernur sulawesi tengah, kampanye hitam menimpa pasangan bersama Anwar – Reni (BERANI).
Kampanye hitam itu diduga disebarkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab dengan cara menyebarkan fitnah melalui selebaran yang dihambur di jalan-jalan.
Kampanye hitam oleh oknum tak bertanggung jawab itu masif dilakukan di hampir semua kabupaten dan kota.
Di Luwuk Banggai dan Parigi tim pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur nomor urut 2, Dr.Anwar Hafid, M.Si – dr.Reny A Lamadjido, Sp,PK, M.Kes menemukan ratusan lembar selebaran yang dihambur di jalan-jalan yang isinya menjelek-jelekkan Anwar Hafid.
Syarifuddin Hafid adik kandung Anwar Hafid kepada media ini menyatakan hal serupa juga pernah terjadi di Morowali 10 tahun lalu.
“Kampanye hitam dalam bentuk selebaran yang dihambur-hambur di jalan, pak Anwar sudah alami 10 tahun lalu saat pemilihan bupati Morowali lalu. Jadi sudah tidak mempan. Namun demikian kami minta kepada aparat kepolisian dan bawaslu mengusut tuntas penyebar selebaran yang berisi kampanye hitam itu,”tegas wakil ketua DPRD Sulteng itu.
Menurutnya terlalu kentara permainan kotor mereka yang membuat dan menyebarkan selebaran itu. Sebab di sudut atas mereka tulis koran berani.
“Sungguh tidak masuk akal masa mereka tulis koran berani. Sementara tim berani tidak pernah bikin koran. Lucu dan menggelikan permainan mereka,”ujar ketua DPC Partai Demokrat Morowali itu.
Ia menegaskan tim hukum paslon nomor urut 2 Berani akan melakukan aduan untuk dilakukan langkah hukum.
Sementara itu ketua badan pengawas pemilu (BAWASLU) Nasrun, SH yang dikonfirmasi via telepon di aplikasi whatsAppnya Sabtu (23/11-2024), menjelaskan upaya bawaslu melakukan pencegahan dengan melakukan Patroli pengawasan sesuai arahan bawaslu RI.
Mantan karyawan Ombudsman Sulteng itu menegaskan jika informasinya merugikan paslon bisa dikategorikan kampanye negatif.
“Jika ada bukti silahkan dilaporkan,”jelas Nasrun.***