PALU,- Kejadian Bencana Banjir di Kabupaten Morowali Utara (Morut) yang berlangsung sejak tanggal 24 Maret 2025 hingga saat ini Senin 7 April 2025, terus mendapat perhatian dan penanganan cepat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Pemprov Sulteng).
Sejak bencana banjir menerjang daerah itu, pihak pemprov Sulteng melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial telah menerjunkan tim evakuasi dan sejumlah bantuan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morut menetapkan Status tanggap darurat selama 14 hari terhitung sejak tanggal 27 Maret 2025 sampai 10 april 2025.
Menyikapi hal itu Gubernur Sulteng Dr Anwar Hafid M.Si sejak ditetapkannya status tanggap darurat itu, telah menginstruksikan kepada Kepala BPBD, Dr.Ir.Akris Fattah Yunus, MM dan Kepala Dinas Sosial Sulteng, Dra Sitti Hasbia N Zaenong, M.Si untuk melakukan langkah cepat terhadap penanganan darurat bencana serta melakukan koordinasi dan pemantauan secara intensif kepada Pemkab Morut terkait kebutuhan logistik dan peralatan masyarakat terdampak dan memastikan di tempat pengungsi terpenuhi kebutuhannya.
“Kami telah mendapat perintah langsung dari bapak Gubernur Dr.H.Anwar Hafid, M.Si untuk melakukan langkah-langkah penangan secara cepat, khususnya memastikan terpenuhinya kebutuhan para pengungsi yang terdampak banjir tersebut,”jelas mantan kadis PU Donggala itu.
Akris menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil diantaranya mengevakuasi masyarakat terdampak banjir dan menyalurkan logistik kebutuhan masyarakat.
Akris mengatakan, lokasi terdampak bencana banjir yakni 4 Kecamatan dan 9 desa yakni : Kecamatan Petasia Timur yakni Desa Bunta dengan jumlah warga terdampak 743 kepala keluarga (KK) atau 2.827 Jiwa. Sedangkan jumlah pengungsi 96 KK atau 194 Jiwa.
Kemudian jumlah rumah terdampak sebanyak 351 unit (terendam) dan 4 unit Gereja terendam.
Sementara di desa Peboa jumlah warga rerdampak sebanyak 21 KK atau 84 Jiwa. Sedangkan jumlah pengungsi 11 KK atau 44 Jiwa. Kemudian rumah warga terdampak 17 unit (terendam).
Selanjutnya di Desa Mahoni jumlah warga terdampak sebanyak 300 KK atau 84 Jiwa sementara rumah terdampak sejumlah 250 unit terendam. Kemudian fasilitas umum (fasum) terdapat 1 unit Pustu terndam.
Di Kecamatan Petasia Barat yakni Desa Oneput warga terdampak sebanyak 209 KK atau 695 Jiwa dan 8 unit rumah terendam. Kemudian di Desa Sampalowo Sebanyak 86 KK atau 286 Jiwa terdampak. Dan 80 unit rumah terendam serta fasum yakni ruas jalan 15 Meter terendam.
Kemudian di Desa Ulula’a warga terdampak sebanyak 160 KK atau 490 Jiwa. Namun begitu tak ada yang pengungsi. Begitupun rumak tidak ada yang terdampak. Namun terdapat 1 unit fasum terdampak yakni 1 unit Rumah Ibadah terendam.
Di desa Togo Mulyo terdapat 281 KK atau 940 Jiwa terdampak dan 1 unit fasilitas pendidikan yakni SMA 1 Atap terendam banjir.
Di Kecamatan Lembo Raya, Desa Lembobelala sebanyak 90 KK atau 270 Jiwa terdampak, 8 unit rumah terendam, dan 1 unit Jembatan Gantung Dusun 2 rubuh.
Di Kecamatan Lembo Desa Terdampak yakni Desa Korompeli namun tak ada warganya mengungsi, tapi Fasum 1 unit Jembatan Gantung rubuh.
“Dari jumlah 9 desa tersebut, sejak tanggal 27 maret 2025 Pemkab Morut dan Pemprov Sulteng telah melakukan langkah-langkah penanganan kepada masyarakat terdampak mulai dari evakuasi warga ke tempat pengungsi dan pemberian batuan berupa peralatan tidur dan bahan makanan,”terang Akris.
Kata Akris pada hari Ahad (6/4/2025), Gubernur Sulteng bapak Anwar Hafid menginstruksikan kembali kepada Kepala BPBD Sulteng dan Kepala Dinas Sosial Sulteng untuk melakukan koordinasi terkait bagaimana Pemenuhan kebutuhan warga terdampak dan warga yang masih berada ditempat pengungsian.
“Dan berdasarkan hasil koordinasi kami pada senin 7 April 2025 dengan Kepala BPBD Morut dan Kadis Sosial Morut terhadap penanganan bencana banjir,”jelas Akris.
Akris menjelaskan, dari koordinasi itu, diperoleh hasil sebagai berikut:
Diperlukan tambahan perahu Evakuasi. Selanjutnya, pada Senin 17 April 2025, BPBD Sulteng langsung menindak lanjuti, dengan mengirimkan perahu Fiber 2 unit berserta tambahan personil TRC.
Kemudian terkait keperluan tambahan logistik, Dinas Sosial Sulteng, juga sudah menindak lanjutinya pada Senin 7 april 2025 dengan mengrimkan logistik.
Selanjutnya diperlukan tambahan Mobil Tangki Air. BPBD Sulteng juga langsung menindaklanjuti pada Senin 7 april 2025, dengan mengirim 1 unit Mobil Tangki Air untuk melayani kebutuhan air bersih ke lokasi titik pengungsian yakni : Bunta di Balai desa bunta, Balai Dusun 5 Trans, dan Rumah warga. Dan Tompira di Balai desa Tompira.
“Berdasarkan informasi terkait masa tanggap darurat akan berakhir tanggal 10 April 2025, sebagaimana penyampaian dari Kepala BPBD Morut akan dilakukan evaluasi terhadap penanganan tanggap darurat, sehingga dapat mengambil langkah-langkah, apakah diperlukan perpanjangan masa tanggap darurat atau tidak,”ujar Akris. ***







