PALU,- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama, Prof. Lukman Thahir, menegaskan bahwa dosen sejatinya merupakan guru yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter mahasiswa, termasuk menumbuhkan sikap empati.
Hal itu disampaikan Prof. Lukman saat memimpin Upacara Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 tingkat UIN Datokarama yang diikuti seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, Selasa (25/11/2025).
Peringatan HGN tersebut menjadi momen refleksi bagi sivitas akademika untuk meneguhkan kembali peran strategis pendidik di tengah dinamika dan tantangan zaman.
Prof. Lukman menegaskan bahwa seorang dosen tidak hanya bertugas mentransfer pengetahuan, tetapi juga berfungsi sebagai guru yang membangun karakter peserta didik.
“Peringatan Hari Guru Nasional ini harus menjadi momentum bagi kita semua, khususnya para dosen. Di balik gelar akademik dan keilmuan yang tinggi, kita adalah guru bagi mahasiswa. Peran kita tidak berhenti di kelas. Kita harus menjadi teladan moral dan pengembang karakter, karena karakter yang kuat adalah fondasi utama kemajuan bangsa,” ujar Rektor.
Pada kesempatan itu, Prof. Lukman juga membacakan sambutan Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar.
Dalam sambutan tersebut, Menteri Agama menegaskan bahwa guru adalah pilar utama pembangunan pendidikan. Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sistem pendidikannya, yang besar tanggung jawabnya berada di tangan para guru.
Salah satu kisah yang disampaikan adalah peristiwa Jepang setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia Kedua.
Kaisar Jepang kala itu bertanya kepada menterinya, “Berapa guru yang tersisa?” Sebab ia meyakini bahwa dari guru-guru yang bertahan, akan lahir kembali pemimpin-pemimpin baru bagi bangsanya.
Sambutan Menteri Agama juga menekankan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang.
Kesalahan di sektor lain mungkin dapat diperbaiki dalam waktu singkat, tetapi kesalahan dalam pendidikan akan berdampak lintas generasi.
Karena itu, sistem pendidikan harus dibangun dengan pertimbangan matang dan visi kebangsaan yang kuat.
Di tengah laju teknologi modern, termasuk kecerdasan buatan, peran guru disebut tetap tak tergantikan.
Pendidikan tidak hanya menyangkut penguasaan ilmu, tetapi juga pembentukan karakter, akhlak, dan budi pekerti.
Guru, menurut Menteri Agama, adalah profesi yang melahirkan profesi-profesi lain. Dari ruang kelas dan bimbingan guru, lahir dokter, ulama, dosen, pemimpin masyarakat, negarawan, hingga generasi penerus bangsa.***
Sumber: Humas UIN Datokarama







