PALU,- Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. H. Anwar Hafid, M.Si., menerima audiensi jajaran Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh Muhammad Fadhel, di ruang kerjanya, Kamis (30/10/2025).
Audiensi tersebut digelar dalam rangka persiapan pelantikan pengurus baru PMII Sulteng dengan tema “Rekonstruksi Gerakan PMII Menuju Era Baru Bergerak dan Berdaya.”
Dalam kesempatan itu, Ketua PKC PMII Sulteng, Muhammad Fadhel, menyampaikan sejumlah gagasan strategis, di antaranya dukungan terhadap program BERANI Cerdas, serta inisiatif gerakan literasi dan advokasi sosial di desa-desa.
Ia mengungkapkan bahwa PMII tengah menginisiasi pembentukan Taman Baca Masyarakat dan Desa Literasi sebagai wujud kontribusi mahasiswa dalam meningkatkan minat baca dan pemberdayaan masyarakat.
Gubernur Anwar Hafid menyambut baik ide tersebut dan menilai bahwa gerakan mahasiswa memiliki peran penting dalam mendukung sembilan program unggulan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya BERANI Cerdas dan BERANI Berdering.
“Sinergi ini harus terus kita bangun. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan semua pihak, termasuk dari mahasiswa dan organisasi pergerakan seperti PMII,” ujar Gubernur Anwar.
Ia menjelaskan, program BERANI Cerdas tidak hanya berfokus pada pengurangan beban biaya pendidikan, tetapi juga peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Kalau biaya sekolah sudah dibantu tapi minat baca rendah, hasilnya tidak maksimal. Karena itu, saya sangat mendukung ide PMII untuk membentuk Desa Literasi atau Desa BERANI Cerdas,” tambahnya.
Gubernur juga memaparkan bahwa Pemprov Sulteng tengah menyiapkan kerja sama strategis dengan berbagai pihak untuk memperluas akses digital melalui program BERANI Berdering, yang menargetkan pemerataan jaringan internet hingga ke wilayah pegunungan pada tahun 2026.
“Kami sudah menandatangani MoU dengan Telkomsat agar jaringan internet menjangkau sekolah dan puskesmas di daerah terpencil,” jelasnya.
Selain membahas pendidikan, pertemuan tersebut juga menyinggung persoalan pertambangan dan keadilan fiskal daerah.
Gubernur Anwar menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan pembagian hasil tambang yang lebih adil bagi daerah penghasil.
“Kita harus tahu berapa sebenarnya produksi dan ekspor perusahaan tambang di Sulawesi Tengah. Jangan sampai kita hanya menerima angka di atas kertas tanpa dasar perhitungan yang jelas,” tegasnya.
Ia juga menyoroti disparitas regulasi perpajakan antarwilayah yang menyebabkan potensi penerimaan daerah belum maksimal.
“Daerah lain bisa memperoleh pajak dari hasil industri, sementara kita hanya dikenakan di tingkat bahan mentah. Ini harus kita perjuangkan agar regulasinya diperbaiki,” ujarnya.
Dari sisi lingkungan, Gubernur Anwar kembali menegaskan komitmennya menjaga keseimbangan antara aktivitas ekonomi dan kelestarian alam.
Ia bahkan telah memanggil para pengusaha tambang dan meminta mereka memastikan kondisi sungai tetap bersih.
“Saya bilang, silahkan menambang asal sungai jangan merah. Kalau air sungai berubah warna, berarti ada yang tidak beres. Ini harus jadi tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Menutup pertemuan, Gubernur Anwar mendorong mahasiswa untuk terus aktif mengawal kebijakan publik secara konstruktif dan berbasis kajian ilmiah.
“Saya sangat berharap teman-teman PMII membuat kajian singkat tapi tajam, lalu kirim ke Kapolda, Panglima, Kejaksaan, dan juga ke saya. Kajian mahasiswa adalah peringatan dini bagi pemerintah,” pungkasnya.***

 
													





