SIGI,- Bupati Sigi, Mohamad Rizal Intjenae, secara resmi membuka Seminar Gerakan Cegah Stunting yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi.
Bertempat di Gedung Kesenian RTH Taman Ganggawa, Desa Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru, Senin (25/8/2025).
Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Bupati Sigi, para kepala OPD, perwakilan TP-PKK Kabupaten Sigi, Founder Rimata Bunda Azima Rais, para kepala puskesmas.
Hingga masyarakat bersama ibu dan balita sebagai undangan khusus.
Dalam sambutannya, Bupati Rizal menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menekan angka stunting di Kabupaten Sigi.
“Setiap OPD harus mengalokasikan anggaran khusus untuk penanganan stunting. Saya juga meminta adanya progres nyata terkait penurunan angka stunting di lapangan,” tegasnya.
Beberapa poin penting yang ditekankan Bupati yakni optimalisasi fungsi Posbindu di desa.
Penetapan penanggung jawab stunting di 16 kecamatan dengan skema dua OPD per kecamatan, keterlibatan mitra swasta melalui dana CSR.
Hingga menghindari ego sektoral agar program berjalan efektif menuju target Zero Stunting dan Zero Kemiskinan.
“Pendidikan, kesehatan, dan ekonomi adalah faktor penting yang harus kita dorong. Desa juga perlu menyisihkan dana desa untuk penanganan stunting, pengentasan kemiskinan, dan ketahanan pangan,” kata Rizal.
Ia juga menyoroti masih adanya bidan desa maupun kepala desa yang belum memahami mekanisme penanganan stunting akibat kurangnya sosialisasi.
Untuk itu, ia meminta agar sosialisasi dilakukan secara masif hingga tingkat desa.
“Segala apa yang kita kerjakan untuk masyarakat semoga bernilai ibadah di sisi Allah SWT,” tutup Bupati.
Sementara itu, Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi menyampaikan tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah gerakan Tim Gerakan Masyarakat Sehat (Gemas) yang telah dibahas dalam rakor lintas sektor pada Juli 2025 lalu.
Samuel menegaskan pentingnya kolaborasi antar-OPD dan stakeholder untuk mendukung Gemas sebagai program promotif dan preventif.
“Mulai dari pola makan bergizi, aktivitas fisik rutin, hingga pemeriksaan kesehatan berkala harus menjadi budaya masyarakat kita. Kalau Covid-19 saja bisa kita tangani, pasti masalah stunting juga bisa kita selesaikan,” ujar Samuel.
Ia menambahkan, seluruh puskesmas akan digerakkan melalui kegiatan pekan posyandu untuk menekan angka stunting.
Targetnya, posisi Kabupaten Sigi yang saat ini berada di urutan ke-12 tertinggi kasus stunting bisa turun ke posisi ke-5 pada Desember 2025.
Sebagai rangkaian acara, seminar juga diramaikan dengan makan buah bersama, pemeriksaan kesehatan gratis, serta pasar murah yang berlangsung pada 25 Sampai 26 Agustus 2025.***