Gubernur Minta IBI Sulteng Dukung Program BERANI Sehat, Stop Kematian Ibu Melahirkan

Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng Anwar Hafid - dr Reny A Lamadjido foto bersama dengan IBI Sulteng dalam acara pengukuhan pengurus di Gedung Pogombo, Sabtu (15/3/2025). FOTO : IST

PALU,- Gubernur Sulteng Dr. Anwar Hafid, M.Si bersama Wakil Gubernur Sulteng dr Reny A Lamadjido menghadiri acara Pengukuhan Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Sulteng masa bakti 2023-2028 di Gedung Pogombo, Sabtu (15/3/2025).

Meski hari libur kerja dan sedang berpuasa, Gubernur Anwar Hafid dengan penuh semangat menyampaikan pesan-pesan kolaboratif agar IBI bersinergi mendukung program BERANI Sehat, terutama dalam konteks menurunkan prevalensi kematian ibu melahirkan dan bayinya serta stunting.

BERANI Sehat merupakan program unggulan membantu warga Sulteng berobat di rumah sakit dan faskes manapun di Indonesia dengan catatan pelayanan kesehatan yang didatangi telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan warga cukup membawa KTP Sulteng sebagai bukti saat berobat.

“Saya punya keyakinan besar peran ibu-ibu bidan ini sangat besar untuk menghentikan kematian ibu melahirkan dan bayi serta stunting,” ujarnya sambil mengajak pengurus menciptakan program-program realistis yang siap didukung pemerintah provinsi.

Kolaborasi dan sinergi lanjutnya adalah resep manjur untuk mencegah kematian ibu melahirkan sebab ia punya pengalaman berkesan sewaktu menjabat Bupati Morowali dalam rangka menjaga keselamatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan.

Ia memiliki program di mana warga desa harus bekerjasama menjaga keselamatan ibu hamil dan rumah yang dihuni ibu hamil wajib memasang bendera sebagai tanda siaga.

“Alhamdulillah saat itu (Morowali) nol angka kematian ibu melahirkan,” kenangnya yang juga menetapkan perjanjian kinerja dengan kadis kesehatan Morowali jika sampai ada kasus kematian bayi atau ibu melahirkan maka si pejabat bersedia mundur dari jabatan.

Terkait stunting, Gubernur Anwar Hafid memiliki ide yang mirip dengan program Makan Bergizi Gratis, tapi dengan sasaran program adalah balita bukan pelajar.“Kalau (dari) kecil tidak cukup gizi, akan susah ditangani saat besar,” ungkapnya supaya pemenuhan gizi sudah dilakukan mulai dari balita bahkan sejak dalam kandungan.

Selain itu, edukasi ke orangtua dan keluarga tentang pencegahan stunting dan pemberian gizi seimbang juga harus digalakkan.

“Perilaku kurang baik dari orangtua akan ikut berkontribusi terhadap gizi buruk,” lanjutnya supaya lingkungan keluarga dan orangtua ikut bertanggung jawab membantu upaya penurunan prevalensi stunting.

Di bagian lain, sambil bercanda ia menyebut kehadiran Wakil Gubernur dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes sebagai ‘Gubernur Kesehatan’.

“Wakil saya orang kesehatan asli 24 karat dan jangan diragukan kemampuannya,” terangnya bahwa urusan kesehatan ia delegasikan full ke wagub sebagai ahlinya.

“Saya Haqqul Yaqin pembangunan kesehatan Sulawesi Tengah pasti lebih maju di masa datang,” pungkasnya menambahkan dengan wagub dr. Reny Lamadjido sebagai panglima kesehatan.

Diantara yang hadir di acara, Kadis Kesehatan dr. Komang Adi Sujendra, Sp.PD, Direktur RSUD Undata drg. Herry Mulyadi, M.Kes, Ketua IBI Sulteng Euis Bianca, S.K.M., M.Kes, perwakilan organisasi profesi kesehatan dan organisasi perempuan, pimpinan perguruan tinggi kebidanan dan mitra kerja.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *